Hhe…mungkin anda pernah membaca banyak buku motivasi. Tak ada
salahnya membaca salah satu buku yang cukup inspiratif ini. Judulnya Menembus
Batas, terbitan Ziyad Visi Media.
Berkisah tentang seorang bapak dengan penghasilan 450.000 rupiah yang mampu menyekolahkan keenam anaknya dengan berbagai perjuangan. Kini, ketiga anaknya menempuh pendidikan di universitas ternama di Indonesia. Anak pertama yang sedang menunggu beasiswa S2 dari Jerman merupakan lulusan Psikologi UGM. Sedangkan anak kedua masih menempuh pendidikan di ITB di Jurusan Teknik Mesin. Anak ketiga juga masih kuliah di UGM. Semua itu dengan pengorbanan yang sungguh tak kenal lelah.
Pak Budi (nama bapak tersebut) bukanlah seseorang yang mengecap bangku kuliah, namun pemikirannya yang kritis dan tergugah untuk mengutamakan pendidikan, menjadikan beliau mampu mendidik dan membesarkan putra-putri istimewanya. Meski berbeda-beda, hampir semua anaknya mendapat beasiswa. Yahh..mungkin tak terbayangkan seorang penarik iuran HPPK (Himpunan Pedagang Pasar Klewer) yang berpenghasilan 450.000 per bulan bisa menyekolahkan anaknya setinggi itu. Sementara untuk biaya hidup menanggung seorang istri dan 6 orang anaknya saja masih sangat kesulitan.
Tak pernah menyerah dan tak kenal lelah, barangkali itu yang menggambarkan sosok Pak Budi. Rumahnya yang cukup sederhana tak pernah ada alat elektronik berupa TV dan tak ada pula koran yang terbaru. Ia mendapat banyak informasi beasiswa untuk anaknya lewat internet. Tak tanggung-tanggung, ia rela mengeluarkan banyak biaya hanya untuk mencarikan info beasiswa untuk anaknya. Sungguh, pengorbanan demi sebuah pendidikan rela ia lakukan.
Ironis sekali,, apabila orang-orang yang bisa dikatakan berkecukupan tidak mensyukuri pemberian Alloh. Menghambur-hamburkan harta untuk berfoya-foya ke mall, nonton di bioskop, dan kehidupan hedonis lainnya. Sementara nilai pendidikan dan moral anaknya kurang diperhatikan.
Berkisah tentang seorang bapak dengan penghasilan 450.000 rupiah yang mampu menyekolahkan keenam anaknya dengan berbagai perjuangan. Kini, ketiga anaknya menempuh pendidikan di universitas ternama di Indonesia. Anak pertama yang sedang menunggu beasiswa S2 dari Jerman merupakan lulusan Psikologi UGM. Sedangkan anak kedua masih menempuh pendidikan di ITB di Jurusan Teknik Mesin. Anak ketiga juga masih kuliah di UGM. Semua itu dengan pengorbanan yang sungguh tak kenal lelah.
Pak Budi (nama bapak tersebut) bukanlah seseorang yang mengecap bangku kuliah, namun pemikirannya yang kritis dan tergugah untuk mengutamakan pendidikan, menjadikan beliau mampu mendidik dan membesarkan putra-putri istimewanya. Meski berbeda-beda, hampir semua anaknya mendapat beasiswa. Yahh..mungkin tak terbayangkan seorang penarik iuran HPPK (Himpunan Pedagang Pasar Klewer) yang berpenghasilan 450.000 per bulan bisa menyekolahkan anaknya setinggi itu. Sementara untuk biaya hidup menanggung seorang istri dan 6 orang anaknya saja masih sangat kesulitan.
Tak pernah menyerah dan tak kenal lelah, barangkali itu yang menggambarkan sosok Pak Budi. Rumahnya yang cukup sederhana tak pernah ada alat elektronik berupa TV dan tak ada pula koran yang terbaru. Ia mendapat banyak informasi beasiswa untuk anaknya lewat internet. Tak tanggung-tanggung, ia rela mengeluarkan banyak biaya hanya untuk mencarikan info beasiswa untuk anaknya. Sungguh, pengorbanan demi sebuah pendidikan rela ia lakukan.
Ironis sekali,, apabila orang-orang yang bisa dikatakan berkecukupan tidak mensyukuri pemberian Alloh. Menghambur-hamburkan harta untuk berfoya-foya ke mall, nonton di bioskop, dan kehidupan hedonis lainnya. Sementara nilai pendidikan dan moral anaknya kurang diperhatikan.
0 komentar:
Posting Komentar